Buku ini meneliti kemampuan orang Dayak Meratus dan juga orang Banjar membangun kapasitas mereka untuk hidup berdampingan secara damai, relasi antara etnis Dayak dan Banjar: bagaimana negosiasi-negosiasi identitas terjadi di antara keduanya, apa saja potensi-potensi konflik antar kedua etnis tersebut, dan secara umum kaitannya dengan berbagai faktor yang dapat menyebabkan terciptanya hubungan …
Dalam arus kuat modernisasi dan perubahan yang menyertai derap pembangunan, kita dihadapkan pada beberapa pertanyaan mendasar yang berkisar pada masyarakat pelaku perubahan dan pelaku pembangunan sendiri. Masih mampukah kita menemukan dan mengembangkan jadidiri budaya kita di tenggah-tengah arus perubahan dan modernisasi? Masihkah kita ikut berperan dalam mengendalikan arah dan arus perubahan y…
Pada masa kolonial, kata dayak dan melayu digunakan oleh para peneliti pada masa itu Untuk membedakan antara penduduk Kalimantan yang masih menganut kepercayaan leluhur dan yang telah menjadi muslim. Penduduk yang muslim dan tinggal di sekitar muara disebut orang Melayu, sedangkan yang tinggal di bagian hulu dan menganut kepercayaan leluhur disebut Dayak. Pada masa itu kata dayak sering digunak…