Text
Menelusuri taman-taman mahabbah shufiyah
Bibliografi : hlm. 259-260
Sebagaimana dua buku terdahulu, buku ini adalah kelanjutan dari buku seri tasawuf. Setiap judul sesuai dengan tema yang diangkat dari kandungan isinya. Buku ini berjudul Menelusuri Taman-taman Mahabbah Shufiyah. Mahabbah adalah kecintaan hamba mukmin kepada Allah Rabbul 'Aziz. Perasaan cinta didahului oleh syawq (kerinduan) yang tak tertahankan, ingin berjumpa dengan Khalikul 'alam. Filosofi mahabbah dimiliki oleh para sufi pada tingkat ma'rifat mereka masing-masing.
Judul ini diangkat dari hadis Rasulullah saw, di mana beliau pernah memanjatkan doa: "Ya Allah karunialah aku kecintaan kepada-Mu, dan mencintai orang yang kecintaan- nya bermanfaat kepadaku di sisi-Mu........". Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzy, dari Abdullah bin Yazid Al-Khathmy, sebagai hadis hasan. Potongan matan hadis ini berbunyi: "Allahumma Arzuqni Hubbaka Wa Hubba Man Yanfa'uni Hubbuhu 'Indaka...."
Mahabbah adalah ciri khusus dari kehidupan shufiyah. Ia berakar di kedalaman lubuk hati manusia. Hubb, (rasa cinta) kepada Yang Maha Pencipta tersimpan rapi dalam qalb semua insan. Bobotnya tergantung kepada keimanan yang dimiliki. Makin tinggi kualitas iman, makin mendalam pula mahabbah itu menghiasi qalb.
Al-Qur'anul Karim menggunakan kalimat "Yuhibbihum wa yuhibbunahu" (Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya). Orang-orang mukmin memiliki rasa rindu, kepada yang lahiri juga kepada yang batini. Kepada yang setiap hari tampak dan hadir di sekitarnya, hal ini mudah baginya menyatakan rasa cintanya. Kecintaan orang mukmin dinyatakan juga kepada yang gaib (Allah Jalla Jalaluh). Jika kepada yang tampak manusia dapat menyatakan rasa kerinduan dan mahabbahnya, bagaimana halnya kepada yang gaib? Inilah yang akan diungkapkan melalui amalan shufiyah dalam buku yang sederhana ini.
Tidak tersedia versi lain