Text
Islam dan politik : upaya membingkai peradaban
Bibliografi : hlm. 245-249
Abad ke-20 dirasakan sudah terlalu panas. Dari rahimnya telah meledak dua perang dunia yang dahsyat dan mengerikan. Manusia abad ini telah kehilangan Tuhan, jika bukan telah 'mengusir-Nya'. Kekuasaan dan moral telah terpisah sama sekali. Manusia telah kehilangan hati nurani dalam hubungan antarsesama.
Memang, saat ini kita hidup di tengah-tengah budaya sekularisme dan ateisme, sekalipun ilmu dan teknologi telah meraih puncak-puncak kemajuan yang luar biasa. Tapi, semakin bahagiakah manusia abad ini? Tampaknya, jawabannya akan sama kita dengar, "kami semakin gelisah dan cemas."
Adakah umat Muslim memiliki kekuatan spiritual dan intelektual, guna menghadapi abad yang panas dan ganas itu? Apa langkah antisipatif atas fenomena global itu? Dan apa relevansi dan kontribusi Islam atas alternatif itu?
Islam seperti yang umumnya dipahami sekarang masih jauh dari cukup untuk ditawarkan bagi sebuah bangunan peradaban alternatif. Perlu tenggang waktu dua-tiga dekade lagi, atau lebih. Tergantung kepada ada tidaknya kesadaran yang menyeluruh dari umat Islam terhadap tugas sejarahnya. Karenanya sangat dirindukan munculnya pemikiran- pemikiran "reformis" dan segar dalam memahami pesan-pesan kemanusiaan Islam secara benar dan realistik.
Demikian pula perlu reposisi peran Islam di pentas nasional secara lebih "reformis" agar tidak lagi termarjinalis apalagi dicap sebagai ekstremis atau sempalan. Politik Isl harus pula merepresentasikan idealisme Islam seba rahmatan lil 'alamin. Sehingga bangunan peradaban manu yang luhur dan anggun akan mampu terwujud dengan topangan pilar-pilar Islam.
Tidak tersedia versi lain