Text
Membangun bahtera keluarga yang kokoh : dengan berbagi peran secara adil seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw.
Bibliografi : hlm. 95-96
Di tengah arus zaman yang begitu liar dan tuntutan kebebasan individu yang semakin besar, kehidupan rumah tangga semakin rapuh dan terancam keutuhannya. Hampir setiap hari kita mendengar adanya kasus-kasus perceraian atau kekerasan dalam rumah tangga. Akar pemicunya bisa macam-macam/tapi yang paling sering dilihat sebagai akar permasalahan adalah ditempatkannya kaum perempuan sebagai manusia kelas dua. Perempuan dianggap bukan makhluk penting, melainkan sekadar pelengkap yang diciptakan dari dan untuk kepentingan kaum laki-laki. Akibatnya, perempuan hanya boleh bergerak dalam ranah domestik dan laki-laki di ranah publik.
Berangkat dari keprihatinan itu, Istiadah mencoba menelusur jauh ke belakang---melihat kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw. sendiri. Dan ternyata, kehidupan rumah tangga Rasulullah memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan kecenderungan kita. Rasulullah sangat menghargai para istrinya, tidak pernah menempatkan perempuan sebagai pelayan atau budak, tidak pernah bersikap kasar secara fisik atau mental, bahkan kadang- kadang beliau bersikap terlalu lunak terhadap para istrinya dan selalu mengalah.
Melalui buku ini, kita akan belajar:
*bagaimana membina kehidupan rumah tangga yang kokoh seturut ajaran dan teladan Rasulullah Saw.
*bagaimana kita mengatur dan membagi peran kita sebagai suami-istri sehingga bisa saling melengkapi dan memperkaya
*bagaimana menciptakan keluarga yang shakinah sebagaimana didambakan setiap insan.
Tidak tersedia versi lain